Isnin, 20 Februari 2023

 Intipati tentang keluarga



Dalam membina sesebuah institusi kekeluargaan yang baik dan menuju sempurna kita seharusnya mempunyai dua model.

Pertamanya contoh atau model yang dinyakini terbaik untuk diikuti dan diteladani, manakala sebuah lagi adalah model yang wajar dijadikan sempadan dan pengajaran.

Model keluarga yang baik semestinya yang mempunyai ciri-ciri tuntutan Islam yang sejati, iaitu yang meletakkan unsur takwa sebagai tunjangnya. 

 Manakala contoh keluarga yang wajar dielak adalah yang terdapat keburukan dan kecelaan yang semestinya dijauhi. 

Sebagai umat Islam, kita sepatutnya menjadikan al-Quran sebagai panduan, iaitu dengan menelusuri ayat-ayat al-Quran tentang bagaimana kehidupan berkeluarga para nabi dan golongan alim yang diceritakan. 

 





PROGRAM SIJIL FESYEN DAN PAKAIAN
 

KOD SUBJEK : MPU 13012



Nama Ahli :-
  1.  NUR SAADAH NAFISAH BINTI ABDUL MANAN(T31SFP22F009)
  2. NORAIN NADIRAH BINTI ZAINUDIM. ( T31SFP22F006 )
  3. NOR FARHANAH BINTI MAT NOR. (T31SFP22FO14 )
  4. AIDA ZULAIKA BINTI AZMAN. ( T31SFP22F015 )

Nama Pensyarah : PUAN DARMILA BINTI ALI












 Definisi Al - Quran




Bahasa:

Quran ialah kitab suci yang paling utama bagi umat Islam yang diimani sebagai wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril.


Istilah:


Manakala dari segi istilah pula, al-Quran ialah kalam Allah yang bermukjizat diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril dalam bahasa Arab, diriwayatkan secara mutawatir dan membaca setiap hurufnya adalah ibadah, bermula dari Surah Al-Fatihah dan berakhir dengan Surah An-Naas.

 Berikut isi kandungan Al Quran: 




1. Akidah dan Tauhid


Isi kandungan Al Quran pertama yakni tentang akidah. Secara etimologi akidah berarti kepercayaan atau keyakinan. Bentuk jamak Akidah (‘Aqidah) adalah aqa’id. Akidah juga disebut dengan istilah keimanan.

Orang yang berakidah berarti orang yang beriman (Mukmin). Akidah secara terminologi didefnisikan sebagai suatu kepercayaan yang harus diyakini dengan sepenuh hati, dinyatakan dengan lisan dan dimanifestasikan dalam bentuk amal perbuatan. 

Akidah Islam adalah keyakinan berdasarkan ajaran Islam yang bersumber dari Al Quran dan hadits. Seorang yang menyatakan diri berakidah Islam tidak hanya cukup mempercayai dan meyakini keyakinan dalam hatinya, tetapi harus menyatakannya dengan lisan dan harus mewujudkannya dalam bentuk amal perbuatan (amal shalih) dalam kehidupannya sehari-hari.

Inti pokok ajaran akidah adalah masalah tauhid, yakni keyakinan bahwa Allah Maha Esa. Setiap Muslim wajib meyakini ke-Maha Esa-an Allah. Orang yang tidak meyakini ke-Maha Esa-an Allah Swt. berarti ia kafir, dan apabila meyakini adanya Tuhan selain Allah SWT dinamakan musyrik. 

Dalam akidah Islam, di samping kewajiban untuk meyakini bahwa Allah SWT itu Esa, juga ada kewajiban untuk meyakini rukun-rukun iman yang lain. Tidak dibenarkan apabila seseorang yang mengaku berakidah/beriman apabila dia hanya mengimani Allah saja, atau meyakini sebagian dari rukun iman saja. 

Rukun iman yang wajib diyakini tersebut adalah: iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul-Rasul, iman kepada hari akhir, dan iman kepada Qadla’ dan Qadar.

Al Quran banyak menjelaskan tentang pokok-pokok ajaran akidah yang terkandung di dalamnya, di antaranya Surat Al Ikhlas 1-4:


قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)


Katakanlah, "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula-diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS. Al Ikhlas: 1-4)

 




#1 – Keluarga Nabi Nuh A.S 


Kisah kehidupan Nabi Nuh a.s adalah keimanannya terhadap Allah s.w.t tinggi, namun tidak bagi isteri dan anak-anaknya. Begitulah dikatakan iman tidak dapat diwarisi. 

Nabi Nuh a.s, Allah utuskan untuk menyeru kaumnya ke jalan Allah namun hampir semua daripada kaumnya tidak mahu mengikutinya bahkan mempermain-mainkan Baginda. 

Lebih-lebih Allah mengutuskan perintah bahawa Nabi Nuh membina sebuah bahtera besar di atas gunung yang tinggi. 

Hal itu semakin menjadi permainan kaumnya yang pelik dan hairan melihat sebuah bahtera besar dibina di atas gunung, tidak berdekatan lautan. 

Nabi Nuh mengkhabarkan kepada kaumnya bahawa akan terjadi sebuah banjir besar tidak lama lagi. Namun kaumnya masih ingkar termasuklah ahli keluarganya. Nabi Nuh terus ditertawakan.

Sewaktu Allah menunjukkan kekuasaan-Nya, dengan melandakan sebuah banjir yang begitu dasyat dan hampir menenggelamkan wilayah, golongan ingkar masih mentertawakan Baginda dan enggan menaiki kapal yang dibina oleh Baginda. 

Nabi Nuh a.s bersama orang-orang yang taat menyelamatkan diri dengan menaiki kapal tersebut. 

Di saat hampir tenggelam pun isteri dan anak-anaknya masih ingkar dan tenggelam bersama kaumnya yang juga sama ingkar.


2. Ibadah 


Isi Kandungan Al Quran berikutnya yakni masalah ibadah. Ibadah berasal dari kata 'abada-ya'budu-'abadan artinya mengabdi atau menyembah. Yang dimaksud ibadah adalah menyembah atau mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT dengan tunduk, taat dan patuh kepada-Nya. 

Ibadah merupakan bentuk kepatuhan dan ketundukan yang ditimbulkan oleh perasaan yakin terhadap kebesaran Allah SWT, sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. 

Karena keyakinan bahwa Allah Swt. mempunyai kekuasaan mutlak. Dalam Al Quran dijelaskan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah Swt. 

Firman Allah SWT:


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ


"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz Dzariyaat [51] : 56). 

Manusia harus menyadari bahwa dirinya ada karena diciptakan oleh Allah SWT. Karena itu, manusia harus sadar bahwa dia membutuhkan Allah SWT, dan kebutuhan terhadap Allah WT. Hal itu diwujudkan dengan bentuk beribadah kepada-Nya. 

Ibadah dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah artinya ibadah khusus yang tata caranya sudah ditentukan, seperti: shalat, puasa, zakat dan haji. 

Sedangkan ibadah ghairu mahdhah artinya ibadah yang bersifat umum, tata caranya tidak ditentukan secara khusus, yang bertujuan untuk mencari ridha Allah SWT, misalnya: silaturrahim, bekerja mencari rizki yang halal diniati ibadah, belajar untuk menuntut ilmu, dan sebagainya.


 3. Akhlak


Isi kandungan Al Quran berikutnya memuat tentang akhlak. Ditinjau dari segi etimologi, Akhlak merupakan bentuk jamak dari

kata khuluq (yang berarti perangai, tingkah laku, tabiat, atau budi pekerti. Dalam pengertian terminologis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang muncul spontan dalam tingkah laku hidup sehari-hari.

Dalam konsep bahasa Indonesia, akhlak semakna dengan istilah etika atau moral. Akhlak merupakan satu fundamen penting dalam ajaran Islam, sehingga Rasulullah SAW menegaskan dalam sebuah hadis bahwa tujuan diutusnya Nabi SAW adalah untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak mulia.


إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَق


Rasulullah saw. bersabda: “Bahwasanya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik. (HR. Ahmad).

Nabi Muhammad SAW adalah model dan suri tauladan bagi umat dalam bertingkah laku dengan akhlak mulia (karimah). Al Quran merupakan sumber ajaran tentang akhlak mulia itu. Dan beliau merupakan manusia yang dapat menerapkan ajaran akhlak dari al-Qur’an tersebut menjadi kepribadian Nabi SAW. Sehingga wajarlah ketika Aisyah Ra. ditanya oleh seorang sahabat tentang akhlak Nabi SAW, lalu Aisyah ra menjawab dengan menyatakan akhlan Nabi yakni Al Quran.


 كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ 


Akhlak Nabi SAW adalah Al Quran. Yakni sebagaimana yang terdapat di dalam Al Quran. 

Ayat-ayat al-Qur’an yang menyatakan tentang ajaran akhlak Nabi Muhammad SAW antara lain adalah :


لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ


“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah Swt.” (QS. al-Ahzab [33]: 21).


وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ


“Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur.” (QS. al-Qalam [68]: 4).

 Intipati tentang keluarga Dalam membina sesebuah institusi kekeluargaan yang baik dan menuju sempurna kita seharusnya mempunyai dua model. ...